Minggu, 24 Oktober 2010

konflik dalam kelompok

dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang dihadapkan dengan motif, keyakinan, nilai dan tujuan yang saling bertentangan. Konflik bisa dialami oleh siapapun dan di manapun, termasuk oleh komunitas di sekolah. Siswa, guru, atau pun kepala sekolah dalam waktu-waktu tertentu sangat mungkin dihadapkan dengan konflik.
Konflik yang dialami individu di sekolah dapat hadir dalam berbagai bentuk, bisa dalam bentuk individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Misalnya, seorang guru berhadapan seorang guru, seorang guru berhadapan dengan sekelompok guru, sekelompok guru tertentu berhadapan dengan sekelompok guru lainnya., dan sejenisnya. Konflik yang terjadi diantara mereka bisa bersifat tertutup, terbuka atau bahkan menjadi konfrontasi.
Apabila konflik yang terjadi di sekolah tidak terkelola dan bersifat destruktif, maka selain dapat mengganggu kesehatan dan kualitas kehidupan seseorang, juga dapat mengganggu terhadap pencapaian efektivitas dan efisiensi pendidikan di sekolah secara keseluruhan.
Terkait dengan upaya mengelola konflik di sekolah, Daniel Robin (2004) dalam sebuah artikelnya menawarkan tujuh sikap yang diperlukan untuk mencairkan konflik.
1. Define what the conflict is about
Definisikan secara jelas konflik apa yang sedang berkembang. Tanyakan pada setiap orang “Ada issue apa?”, lalu tanyakan pula “Apa kepedulian Anda di sini? atau “Apa yang kamu rasakan dan manfaat dari pertengkaran ini”. Secara berkala tanyakan pula “Apa yang ingin Anda capai dan bagamana kita harus mengerjakannya?”
2. It’s not you versus me; it’s you and me versus the problem
Memiliki keyakinan bahwa “Ini bukanlah pertentangan antara anda dengan saya, tetapi ini adalah saya bersama anda melawan masalah itu”. Masalah yang sebenarnya adalah masalah itu sendiri, yang harsus diselesaikan, bukan terletak pada orangnya. Adalah hal yang amat bodoh, jika Anda mencoba mengalahkan salah satu dari antara pihak yang berkonflik, karena suatu saat setelah mereka dikalahkan, meraka akan kembali melakukan pertempuran ulang (rematch) yang terus-menerus, yang mungkin dengan daya tembak yang lebih kuat. Jangan paksa orang untuk bertekuk lutut!
3. Identify your shared concerns against your one shared separation.
Lakukan identifikasi orang-orang yang memiliki kepedulian yang sama dengan Anda dan orang–orang yang justru berseberangan dengan Anda. Jika dihadapkan pada suatu konflik, buatlah semacam kesepakatan dengan kelompok yang memiliki hubungan paling kuat (dimana Anda menyetujuinya), tidak dengan kelompok yang paling lemah. Ini akan lebih mudah dan juga lebih efektif, apabila Anda hendak mengalihkan hal-hal yang disetujui maupun tidak disetujui. Pahami sudut pandang mereka dan berikan penghargaan atas perbedaaan yang ada.
4. Sort out interpretations from facts.
Memilah interpretasi berdasarkan fakta. Jangan meminta suatu pendapat dari orang yang sedang berkonflik, karena hanya akan memperoleh pendapat dan penafsiran versi mereka. Tetapi sebaiknya ungkapkan “Apa yang telah kamu lakukan atau katakan?” pertanyaan semacam ini akan lebih menggiring pada fakta, yang selanjutnya dapat dijadikan dasar bagi pemecahan konflik
3. Develop a sense of forgiveness.
Kembangkan rasa untuk memaafkan. Tidak mungkin terjadi rekonsiliasi tanpa belajar memaafkan kesalahan orang lain. Banyak orang melakukan perdamaian tetapi tidak bisa mengubur kejadian yang sudah-sudah sehingga pada hari kemudian memunculkan lagi pertengkaran. Oleh karena itu, setiap orang penting untuk dibelajarkan mau memaafkan orang lain secara tulus. Yang lalu biar berlalu, hari ini kenyataan dan esok hari adalah harapan!
6. Learn to listen actively
Belajar mendengar secara aktif. Putarlah paradigma dari ungkapan “ Ketika saya bicara, orang lain mendengarkan” menjadi “Ketika saya mendengarkan, orang lain berbicara kepada saya”. Mendengarkan dengan tujuan untuk memahami, bukan untuk menjawab Mulailah dengan berusaha memahami, kemudian menjadi dipahami. Setidaknya dengan cara ini, akan membantu melepaskan ego atau uneg-uneg yang bersangkutan (katarsis)
7. Purify your heart.
Terakhir, berusaha mensucikan hati. Hati yang bersih merupakan benteng utama dari berbagai serangan dari luar  dan juga akan pembimbing kita dalam setiap tindakan. Anda tidak akan mendapatkan konflik atau kekerasan dari orang lain, jika dalam hati dan jiwa Anda bersemayam kebajikan. Rasa benci, iri dan dengki yang bercokol di hati kerapkali menjadi pemicu terjadinya konflik.

individu dalam massa

Berikut ini adalah jenis – jenis peranan individu dalam massa : 1. Penggalak : memuji, menyetujui, menerima, menunjukan kehangatan dan kesetiakawanan 2. Wasit : melerai pertikaian antar anggota 3. Kompromis : menawarkan kompromi 4. Pengamat : menyimpan catatan berbagai aspek proses massa 5. Pengikut : mengikuti kegiatan / aktivitas massa ; pasif 6. Penjaga gawang : mambuka saluran komunikasi dengan mendorong partisipasi yang lain 7. Agresor ; merendahkan status yang lain 8. Penghambat : bersikap negatif, selalu menolak dan membantah 9. Pencari muka : sering membual 10. Pengungkap diri : pengungkap perasaan 11. Dominator : menguasai orang lain 12. Help seeker : berusaha menarik simpati

 post by shaf
sumber : psikologi massa – Drs. H. Dedi Herdiana

dinamika gerakan massa

Menurut Smelser, sebab-sebab yang menimbulkan gerakan massa ada 6, yaitu: 1. Kondusifitas struktural (structural condusivesness) 2. Ketegangan struktural (structural strain) 3. Tersebarnya kepercayaan/keyakinan yang umum (spread of the generalized belief) 4. Faktor-faktor yang mempercepat (precipitating factor) 5. Mobilisasi partisipan untuk bertindak/aksi (mobilization of participants for action) 6. Pelaksanaan kontrol sosial (operation of social control


post by shaf
search by google

massa aktif dan massa pasif

Massa aktif yang disebut dengan mob, mob adalah kerumunan yang cenderung merusak dan melakukan tindakan kekerasan. Mob terbentuk karena telah adanya tindakan-tindakan nyata, misalnya demonstrasi, perkelahian massal, tawuran dsb Menurut Mc Laughlin, ada 3 kondisi yang melatarbelakangi, yaitu: * adanya permasalahan yang cukup serius * upaya penyelesaian masalah yang tertunda * adanya keyakinan dalam kelompok massa bahwa masalah tersebut harus diselesaikan Faktor-faktor yang menyebabkan massa aktif : * • perasaan tidak puas → bertukar pikiran → ide baru → perbuatan yang selalu diulang →jika sudah matang ‘massa’ * • tekanan jiwa masyarakat → memuncak dan meledak
Massa pasif yang disebut dengan audience adalah kumpulan orang – orang yang belum melakukan tindakan nyata, misalnya orang-orang berkumpul untuk mendengarkan ceramah, menonton pertunjukan seperti sepakbola, dll



post by shaf
sumber : klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/

massa abstrak dan massa konkrit

Massa abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya pesamaan minat, persamaan perhatian, persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak adanya struktur yang jelas, tidak terorganisir. Massa abstrak adalah kumpulan orang – orang yang sama sekali belum mempunyai ikatan satu kesatuan, norma, tujuan dan motif, tidak adanya struktur yang jelas. Alasan – alasan munculnya massa abstrak tersebut adalah : a. adanya suatu kejadian yang menarik b. individu mendapat ancaman dan ia membutuhkan perlindungan c. kebutuhan tidak dapat terpenuhi d. adanya kesamaan minat, perhatian dan kepentingan yang sama Sedangkan massa konkrit adalah massa yang mempunyai ciri – ciri sebagai berikut : a. adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya b. adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri c. mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu d. bersifat dinamis dan emosional Antara masssa abstrak dan massa konkrit kadang-kadang mempunyai hubungan, dalam arti bahwa masa abstrak dapat berkembang atau berubah menjadi massa yang konkrit dan sebaliknya masa konkrit dapat berubah menjadi massa abstrak. Tetapi ada kalanya masa abstrak bubar dalam waktu yang singkat.

massa konkrit adalah massa yang mempunyai ciri-ciri: 1) Adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya. 2) Adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri dan sebagainya. 3) Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu. Antara massa absrak dan massa konkrit kadang-kadang memiliki hubungan dalam arti bahwa massa abstrak dapat berkembang atau berubah menjadi konkrit, dan sebaliknya massa konkrit bisa berubah ke massa abstrak. Tetapi ada kalangan massa abstrak bubar tanpa adanya bekas. Apa yang dikemukakan oleh Gustave Le Bon dengan massa dapat disamakan dengan massa abstrak yang dikemukakan oleh Mennicke, massa seperti ini sifatnya temporer, dalam arti bahwa massa itu dalam waktu yang singkat akan bubar

post by shaf
search by google

pengertian massa

massa: biasanya berkaitan dengan kondisi psikologis suatu kelompok. bagian dari psikologi sosial yg mempelajari teori dan konsep2 mengenai kelompok dan kaitannya dengan perilaku untuk menjelaskan permasalahan2 yang berhubungan dgn kelompok dengan menggunakan metode dan teori2 psikologi. Misalnya membahas alasan kenapa individu bergabung dalam suatu kelompok, apa saja jenis2 kelompok yang ada, bagaimana proses terbentuknya suatu kelompok, dsb.

post by shaf
seacrh by google

massa

Jenis kelompok yang satu ini memiliki karakteristik tersendiri, yaitu : · sifat temporer, · mempunyai tujuan yang sama, · tidak berstruktur

post by shaf
search by google

organisasi

organisasi menurut para tokoh: Menurut Stoner Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama. Menurut James D. Mooney Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Chester I. Bernard Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Organisasi Pengertian organisasi Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian Pengorganisasian. Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi. Pengertian Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan. Organisasi dibagi menjadi dua: 1. Organisasi Formal Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya. 2. Organisasi Informal Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain. Beberapa manfaat organisasi yaitu: 1. Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan akan lebih efektif dengan adanya organisasi yang baik. 2. Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat. Contoh dari manfaat ini ialah, jika organisasi bergerak di bidang kesehatan dapat membentuk masyarakat menjadi dan memiliki pola hidup sehat. Organisasi Kepramukaan, akan menciptakan generasi mudah yang tangguh dan ksatria. 3. Organisasi menawarkan karier. Karier berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan. Jika kita menginginkan karier untuk kemajuan hidup, berorganisasi dapat menjadi solusi. 4. Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi selalu berkembang seiring dengn munculnya fenomena-fenomena organisasi tertentu. Peran penelitian dan pengembangan sangat dibutuhkan sebagai dokumentasi yang nanti akan mengukir sejarah ilmu pengetahuan.

 post by shaf
Sumber: http://hmti.wordpress.com/2008/02/22/definisi-dan-pengertian-organisasi/

kelompok kecil

Kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu di antara mereka. Karakteristik kelompok kecil adalah sebagai berikut:: Pertama, kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan, jumahnya cukup kecil sehingga semua anggota bisa berkomunikasi dengan mudah sebagai pengirim maupun penerima. Yang penting untuk diingat adalah bahwa setiap anggota harus berfungsi sebagai sumber maupun penerima dengan relatif mudah. Kedua, para anggota kelompok harus dihubungkan satu sama lain dengan beberapa cara. Orang-orang di dalam gedung bioskop bukan merupakan kelompok, karena di antara mereka tidak ada hubungan satu sama lain. Ketiga, di antara anggota kelompok harus ada beberapa tujuan yang sama. Hal ini tidak berarti bahwa semua anggota harus mempunyai tujuan yang persis sama untuk menjadi anggota kelompok. Keempat, para anggota kelompok harus dihubungkan oleh beberapa aturan dan struktur yang terorganisasi. Pada strukturnya ketat maka kelompok akan berfungsi menurut prosedur tertentu di mana setiap komentar harus mengikuti aturan yang tertulis.

post by shaf
search by google

kelompok dyat

Dyad adalah kelompok yang terdiri dari 2 orang,yang mana didalamnya terdapat aktivitas dimana anggotanya dipasangkan dengan satu sama lain untuk mendiskusikan persoalan-persoalan atau untuk menyelesaikan suatu tugas

post by shaf

search by google

efek instrumental dari keanggotaan kelompok

efek instrumental keanggotaan adalah bagian dari keanggotaan itu sendiri.Maksud dari efek instrumental ialah suatu komunikasi antar anggota dan pengaruh dari kebersamaan suatu kelompok.Orang banyak akan melihat dari sisi ini karena orang memilih kelompok karena dia merasa sendiri dan ingin berkelompok


post by shaf

search by google

tujuan kelompok

Sejak individu dilahirkan di dunia ini ia selalu di lingkupi oleh bendabendakemudian terjadi interaksi dengan individu lain di dalam kelompok, sehingga dapat membentuk individu menjadi perso dan mengubah sifat-sifat kemanusiaan. Baik suku suku yang masih seder hana maupan orangorang
mode4rn yang hidup di kota-kota besae lalu berinteraksi dengan kelompok
sosialnya.
Melalui kelompok itulah individu dapat memuaskan keseluruhan
kebutuhan yang fundamental dan memperoleh kesempurnaan yang besar. Tetapi
sebaliknya melalui kelompok itu pula ia dapat merasakan kekecewaan dan
mengalami kesulitan-kesulitan yang amat sangat. Misalnya dengan adanya uparaupcara.
Keller misalnya menggambarkan upacara inisiatif laki-laki dan wanita di
antara beberapa suku bangsa di australiasecara detail. Pada umur 12 tahun mereka
diberi tes-tes, tes keberanian, tubuhnya di lukis dengan jarum, di lempar ke laut,
dan sebagainya. Demikian juga upacara khitanyang juga merupakan suatu upacara
untu memasuki suatu kelompok.

post by shaf
search by google

ketertarikan interpersonal

Menurut William C. Schultz ada tiga dimensi hubungan interpersonal, yaitu:

  1. Need of inclusion (perasaan sebagai anggota dari suatu kelompok), keinginan untuk menumbuhkan rasa memiliki.
    • Undersocial: misalnya, minder, menarik diri, tertutup.
    • Social : misalnya, tahu situasi dan kondisi.
    • Oversocial : misalnya, over akting.

  1. Need of control (kebutuhan untuk mendominasi dan dominasi)
    • Abdicrat : cirri-cirinya penurut.
    • Democrat : cirri-cirinya memiliki kemampuan yang kuat.
    • Autocrat : cirri-cirinya mendominasi suatu kelompok.

  1. Need of affection (kasih sayang), kebutuhan untuk menyukai dan disukai.
    • Underpersonal : membuat jarak dengan orang lain, menolak bantuan orang lain.
    • Personal : independent, tidak bergantung pada orang lain.
    • Overpersonal : kerjasama individu yang kuat dengan orang lain.

    post by shaf
    search by google

kelompok efektif dan tidak efektif

« Berbagi tugas dan peralatan.
« Bekerja sama satu dengan yang lain dengan menggunakan bahasa yang santun dan suara yang baik
« Bersedia mendengarkan pendapat anggota yang lain
« Menghormati anggota yang lain dengan cara bersikap sopan dan memberikan komentar positif terhadap hasil kerja.
« Membantu satu sama lain, terutama bila ada anggota yang mendapat kesulitan.
« Bekerja sama menyiapkan gagasan, presentasi atau proyek yang bagus.
« Membuat catatan pribadi selama berada dalam kelompok.

1. Tetapkan apakah anda menginginkan kelompok yang homogen atau heterogen, serta tentukan jumlah anggota dalam setiap kelompok,. Kelompok homogeny terdiri dari siswa yang mempunyai kebutuhan serta kemampuan yang kurang lebih sama, kelompok heterogen terdiri dari siswa dengan berbagai kebutuhan dan kemampuan berbeda.

2. Tentukan harapan-harapan anda. Terutama mengenai apa yang anda ingin lakukan oleh kelompok itu, dimana, dan kapan? Pahami pila tujuannya.

3. Rencanakan wilayah kerja serta bahan-bahan yang diperlukan sebelum siswa dikelompokkan.

4. Sebelum kelompok dibentuk, berilah pengarahan yang sejelas-jelasnya, baik secara lisan maupun tertulis, aturlah waktu untuk memilih peran kelompok dan bertukar pikiran, dan tetapkan prosedur evaluasi, baik untuk kelompok maupun untuk masing-masing anggota kelompok.

5. Apabila siswa secara individu ingin berperan dalam kelompoknya, (misalnya menjadi ketua kelompok, pembicara, illustrator, dll) jelaskan terlebih dahulu perannya dan cara pembentukannya sebelum kelompok terbentuk.

6. Begitu kelompok mulai bekerja, hendaknya anda berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain dan berikan semangat.

7. Agar cara-cara membentuk kelompok tetap segar, cobalah mencari cara-cara yang inovatif lainnya.

8. Tambahkan unsur-unsur kompetitf dalam pembentukan kelompok.

post by shaf
search by google

karakteristik umum kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

Jalaluddin Rakhmat (2004) meyakini bahwa faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:

1. Faktor situasional karakteristik kelompok:

a. Ukuran kelompok.

Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi krja kelompok bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. Tugas kelompok dapat dibedakan dua macam, yaitu tugas koaktif dan interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara teroganisasi untuk menghasilkan suatu produk, keputusan, atau penilaian tunggal. Pada kelompok tugas koatif, jumlah anggota berkorelasi positif dengan pelaksanaan tugas. Yakni, makin banyak anggota makin besar jumlah pekerjaan yang diselesaikan. Misal satu orang dapat memindahkan tong minyak ke satu bak truk dalam 10 jam, maka sepuluh orang dapat memindahkan pekerjaan tersebut dalam satu jam. Tetapi, bila mereka sudah mulai berinteraksi, keluaran secara keseluruhan akan berkurang.

Faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok adalah tujuan kelompok. Bila tujuan kelompok memelukan kegiatan konvergen (mencapai suatu pemecahan yang benar), hanya diperlukan kelompok kecil supaya produktif, terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan sumber, keterampilan, dan kemampuan yang terbatas. Bila tugas memerlukan kegiatan yang divergen (seperti memhasilkan gagasan berbagai gagasan kreatif), diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar.

Dalam hubungan dengan kepuasan, Hare dan Slater (dalam Rakmat, 2004) menunjukkan bahwa makin besar ukuran kelompok makin berkurang kepuasan anggota-anggotanya. Slater menyarankan lima orang sebagai batas optimal untuk mengatasi masalah hubungan manusia. Kelompok yang lebih dari lima orang cenderung dianggap kacau, dan kegiatannya dianggap menghambur-hamburkan waktu oleh anggota-anggota kelompok.

b. Jaringan komunikasi.

Terdapat beberapa tipe jaringan komunikasi, diantaranya adalah sebagai berikut: roda, rantai, Y, lingkaran, dan bintang. Dalam hubungan dengan prestasi kelompok, tipe roda menghasilkan produk kelompok tercepat dan terorganisir.

c. Kohesi kelompok.

Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan kelompok. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rakmat, 2004) menyarankam bahwa kohesi diukur dari beberapa faktor sebagai berikut: ketertarikan anggota secara interpersonal pada satu sama lain; ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok; sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personal.

Kohesi kelompok erat hubungannya dengan kepuasan anggota kelompok, makin kohesif kelompok makin besar tingkat kepuasan anggota kelompok. Dalam kelompok yang kohesif, anggota merasa aman dan terlindungi, sehingga komunikasi menjadi bebas, lebih terbuka, dan lebih sering. Pada kelompok yang kohesifitasnya tinggi, para anggota terikat kuat dengan kelompoknya, maka mereka makin mudah melakukan konformitas. Makin kohesif kelompok, makin mudah anggota-anggotanya tunduk pada norma kelompok, dan makin tidak toleran pada anggota yang devian.

d. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan kefektifan komunikasi kelompok. Klasifikasi gaya kepemimpinan yang klasik dilakukan oleh White danLippit (1960). Mereka mengklasifikasikan tiga gaya kepemimpinan: otoriter; demokratis; dan laissez faire. Kepemimpinan otoriter ditandai dengan keputusan dan kebijakan yang seluruhnya ditentukan oleh pemimpin. Kepemimpinan demokratis menampilkan pemimpin yang mendorong dan membantu anggota kelompok untuk membicarakan dan memutuskan semua kebijakan. Kepemimpinan laissez faire memberikan kebebasan penuh bagi kelompok untuk mengambil keputusan individual dengan partisipasi dengan partisipasi pemimpin yang minimal.

e. Homogenitas kelompok

Kelompok cenderung memiliki kesamaan dalam usia, jenis kelamin, dan pandangan-pandangan. Homogenitas tersebut disebabkan dua alasan: (a)Banyak kelompok cenderung menaril orang-orang yang memiliki kesamaan sebelum mereka bergabung,(b)Kelompok cenderung beroperasi dengan cara yang memperkuat kesamaan anggota-anggotanya.

f. Norma sosial
Norma sosial merupakan penentu perilaku yang penting. Norma suatu kelompok berbeda dengan kelompok yangb lain. Kekuatan norma dalam menentukan perilaku menjadi jelas bila kita terlalu sering melanggarnya:kita dijauhi anggota lainnya, dalam kasus yang ekstrim ditekan untuk keluar dari kelompoknya.


2. Faktor personal karakteristik kelompok:

a. Kebutuhan interpersonal

William C. Schultz (1966) merumuskan Teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientatation), menurutnya orang menjadi anggota kelompok karena didorong oleh tiga kebutuhan intepersonal sebagai berikut:

1) Ingin masuk menjadi bagian kelompok (inclusion).

2) Ingin mengendalikan orang lain dalam tatanan hierakis (control).

3) Ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain.

b. Tindak komunikasi

Mana kala kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha menyampaiakan atau menerima informasi (secara verbal maupun nonverbal). Robert Bales (1950) mengembangkan sistem kategori untuk menganalisis tindak komunikasi, yang kemudian dikenal sebagai Interaction Process Analysis (IPA).

c. Peranan

Seperti tindak komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana emosional yang lebih baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja (yang tidak jarang menghambat kemajuan kelompok). Beal, Bohlen, dan audabaugh (dalam Rakhmat, 2004: 171) meyakini peranan-peranan anggota-anggota kelompok terkategorikan sebagai berikut:

1) Peranan Tugas Kelompok. Tugas kelompok adalah memecahkan masalah atau melahirkan gagasan-gagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan upaya memudahkan dan mengkoordinasi kegiatan yang menunjang tercapainya tujuan kelompok.

2) Peranan Pemiliharaan Kelompok. Pemeliharaan kelompok berkenaan dengan usaha-usaha untuk memelihara emosional anggota-anggota kelompok.

3) Peranan individual, berkenaan dengan usaha anggota kelompok untuk memuaskan kebutuhan individual yang tidak relevan dengantugas kelompok.

post by shaf
search by google

eksperimen laboratorium

Seperti kelas laboratorium lainnya eksperimen adalah bagian sentral dari NOP. Kolom Experiments mengarahkan pada halaman awal, di mana eksperimen tertentu dapat dipilih sesuai kriteria berbeda. Kriteria ini termasuk kategori zat, jenis reaksi, cara kerja, dan tingkat kesusahan. Anda juga dapat mengambil daftar semua (sekitar 75) eksperimen yang tersedia di sini. Koleksi NOP terdiri atas dua kelompok eksperimen laboratorium: eksperimen pada modul pengajaran NOP (Lehrmodul) telah dioptimalisasi, dianalisis, dan dievaluasi secara ekstensif. Eksperimen laboratorium ini dimaksudkan sebagai standar dan mendemonstrasikan bagaimana reaksi kimia dapat dioptimalisasi dan dievaluasi bahkan dalam konteks pendidikan. Judul-judul semua eksperimen pada modul pengajaran NOP ditampilkan dengan latar belakang abu-abu. Untuk eksperimen lainnya data yang diperlukan untuk melaksanakan eksperimen secara aman disediakan, dan juga analisis lengkap produk-produk tersebut. Akan tetapi, eksperimen tersebut belum dioptimalisasi dan dievaluasi secara ekstensif. Mahasiswa dan pengajar diberi kesempatan untuk mengoptimalisasi dan mengevaluasi eksperimen tersebut dalam proyek-proyeknya sendiri.
Untuk setiap eksperimen halaman overview menampilkan persamaan reaksi, jenis reaksi, kategori zat yang terlibat dan cara kerja yang paling penting. Beberapa reaksi dapat dilaksanakan dengan cara yang berbeda dan bervariasi, contohnya dengan peralatan laboratorium klasik atau secara alternatif dengan oven microwave. Jika variasi alternatif reaksi tersedia, nomornya ditampilkan di bawah NOP-No. Nomor ini dihubungkan langsung dengan eksperimen yang bersangkutan.
Halaman untuk petunjuk menampilkan petunjuk sintesis dengan komentar hingga tiga batch sizes untuk eksperimen dalam modul pengajaran NOP, biasanya 10 dan 100 mmol. Prosedur untuk melaksanakan reaksi, purifikasi (pemurnian), dan pendaurulangan zat dibahas dalam bagian ini. Juga disebutkan waktu rata-rata untuk eksperimen, aspek yang mungkin mengalami gangguan, dan manajemen limbah. Komentar menggambarkan teknik-teknik yang digunakan dan bahan kimia. Untuk semua eksperimen petunjuk sintesis untuk semua batch size disediakan dalam dokumen PDF, beserta data analisis, komentar tambahan, prosedur pendek tentang manajemen limbah, dan daftar lengkap semua zat yang dibutuhkan. Dokumen PDF ini boleh di-print dan dipakai sebagai petunjuk di lab, di mana komputer dengan akses internet kadangkala sulit ditemukan.
Dalam skema pengoperasian, yang disediakan untuk semua eksperimen, bagan cara kerja ditampilkan beserta bagan material. Skema pengoperasian secara grafik juga merupakan ringkasan yang baik untuk menemukan target optimalisasi yang mungkin, contohnya dalam pendaurulangan atau pemrosesan limbah dan identifikasi produk tambahan.
Pilihan menu "substances" telah dibahas sebelumnya.
Pilihan menu selanjutnya, "equipment", menampilkan semua peralatan laboratorium yang diperlukan untuk eksperimen dengan foto untuk membantu mahasiswa pemula terutama mahasiswa asing untuk mengidentifikasi peralatan lab yang baru atau belum diketahui.
Pilihan menu "evaluation" mengumpulkan semua indikasi penting untuk reaksi seperti kapasitas (yield), ekonomi atom, efisiensi massa, massa zat yang dipakai dalam eksperimen dan massa zat yang dihasilkan/zat produk.
Beberapa eksperimen juga mempunyai teks evaluasi, yang mencoba mengintegrasikan kriteria berbeda untuk evaluasi, contohnya toksisitas (tingkat racun) zat yang digunakan atau dihasilkan, kapasitas yield), banyak limbah atau energi yang dipakai, etc. untuk evaluasi keberlanjutan yang lebih lengkap. Estimasi evaluasi juga diindikasikan oleh simbol rambu-rambu lalu lintas: lampu hijau menandai eksperimen yang efisiensi massa dan energinya sangat baik dan pemakaian zat-zat berbahaya minimal. Lampu kuning diberikan untuk eksperimen dengan beberapa resiko berkaitan dengan kesehatan manusia dan/atau lingkungan, dan juga bahwa dengan demikian harus dilaksanakan dengan derajat kehati-hatian dan keselamatan yang sesuai. Lampu merah memberitahukan aspek problematik eksperimen, yang mencuat dalam evaluasi bahaya. Untuk eksperimen jenis ini usaha preventatif tentang keselamatan yang ekstensif harus dilakukan dan eksperimen harus dioptimalisasi âĂŞ atau bahkan diganti dengan eksperimen lain yang kurang berbahaya. Jika symbol menunjukkan tanda tanya, eksperimen dapat dipakai sesuai dengan kriteria NOP (contohnya tidak ada zat berkadar racun tinggi, mencemari lingkungan, atau persisten dipakai atau dihasilkan dalam eksperimen, efisiensi massa dan energi dapat dioptimalisasi dan menggambarkan jenis reaksi penting dalam kimia organic). Resiko potensial untuk kesehatan manusia atau lingkungan telah ditelaah dengan evaluasi data ketersediaan data dan klasifikasi sesuai factor efek, ungkapan resiko, ungkapan keselamatan, nilai TLV, dan kategori polusi air. Untuk zat yang belum menjadi bagian dari modul pengajaran NOP, data tambahan seharusnya dicari oleh mahasiswa. Dengan cara ini mereka dapat melatih kemampuan/skill mereka dalam mengevaluasi potensial bahaya bahan kimia dengan sendirinya. Semua eksperimen dengan lampu merah dan yang tanpa evaluasi lengkap dapat dipakai dalam pelatihan kelas laboratorium jika langkah keselamatan yang diperlukan diaplikasikan.
Pilihan menu "analytics" menampilkan dalam kebanyakan kasus sebuah kromatogram (GC atau HPLC) dari bahan mentah dan produk yang telah dipurifikasi beserta data kromatografik. Untuk identifikasi spektroskopik, spektrum resonansi nuklir magnetic proton dan 13C NMR dan juga spectrum inframerah diberikan. Spektrum ini juga biasanya disediakan untuk bahan mentah dan juga produk yang telah dipurifikasi. Spektrum dalam modul pengajaran NOP juga kebanyakan diberikan dalam bentuk interaktif, berdampingan dengan model 3-D produk tersebut.

teori produktifitas kelompok

Teori ini merupakan hasil pengembangan dari teori-teori sebelumnya yang tergolong dalam tiga orientasi yang berbeda, seperti : orientasi penguat (teori-teori belajar), orientasi lapangan (teori-teori tentang interaksi), dan orientasi kognitif (teori-teori tentang harapan).

Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar dari teori ini adalah proses terjadinya dalam kelompok dimana dimuiai dari masukan ke keluaran melalui variabel-variabel media. Dalam teori ini akan terdapat umpan balik (feed-back). Berikut ini adalah penjabaran teori prestasi yang terbagi atas beberapa faktor yang mempengaruhi suatu kelompok, yaitu :

a.Masukan dari anggota Masukan dari anggota merupakan sumber input.
Menurut Stogdill, kelompok adalah suatu sistem interaksi yang terbuka. Struktur dan kelangsungan sistem sangat bergantung pada tindakan-tindakan anggota dan hubungan antara anggota. Ada tiga elemen penting yang termasuk dalam masukan anggota, yaitu : interaksi sosial (menyatakan suatu hubungan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, interaksi ini terdiri atas aksi dan reaksi antara anggota-anggota kelompok yang berinteraksi); hasil perbuatan (bagian dari suatu interaksi yang dapat diaplikasikan dalam bentuk kerja sama, berencana, menilai, berkomunikasi, membuat kepetusan); dan harapan (kesediaan untuk mendapatkan suatu penguat, fungsi dari harapan ini adalah sebagai dorongan (drive), perkiraan tentang menyenangkan atau tidaknya dasil, dan perkiraan tentang kemungkinan hasil itu akan benar-benar terjadi).

b. Variabel media
Variabel media menjelaskan mengenai beroperasi dan berfungsinya suatu kelompok. Elemen-elemen yang ada di dalamnya, yaitu : struktur formal (struktur formal mencakup fungsi dan status dimana kelompok terdiri atas individu-individu yang masing-masingmembawa harapan dan perbuatannya sendiri) dan struktur peran (struktur peran mencakup tanggung jawab dan otoritas dimana individu yang menduduki posisi tertentu hampir tidak berpengaruh pada status dan fungsi posisi tersebut)

teori santalitas kelompok

Teori Sintalitas Kelompok merupakan perwujudan dari proses komunikasi dari suatu kelompok. Teori ini dikembangkan oleh Cattell pada tahun 1948. Cattell berpendapat bahwa untuk dapat membuat perkiraan-perkiraan ilmiah yang tepat, segala sesuatu harus dapat diuraikan, diukur, dan diklasifikasikan dengan tepat dan cermat.
Dalam teori sintalitas ini, Cattell menjelaskan bahwa dalam suatu kelompok haruslah memiliki kepribadian yang dapat dipelajari. Dengan alasan ini, Cattell dengan teorinya dikatakan sebagai pengembang Psikologi yang dinamakan Psikologi Kepribadian Kelompok.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar dari teori ini merupakan asal kata dari sintalitas (syntality) yang digunakan oleh Cattell untuk menunjukkan “kepribadian kelompok” yang mencankup kebersamaan, dinamika, temperamen, dan kemampuan kelompok.
Dasar-dasar pendapat yang dikemukakan oleh Cattell dipengaruhi oleh pandangan McDougall (1920) tentang kelompok, yaitu :
a.Perilaku dan struktur yang khas dari suatu kelompok akan tetap ada walaupun anggota-anggotanya berganti.
b.Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam ingatan.
c.Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan.
d.Kelompok mampu berespons secara keseluruhan terhadap suatu rangsang yang tertuju pada salah satu bagiannya.
e.Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi.
f.Kelompok menunjukkan adanya pertimbangan-pertimbangan kolektif (bersama).
Cattell mengemukakan setidaknya membutuhkan tiga panel dalam suatu kelompok, yang terdiri atas : sifat-sifat sintalitas yaitu pengaruh dari adanya kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap kelompok lain maupun terhadap lingkungan; sifat-sifat struktur kelompok yaitu hubungan yang tercipta antara anggota kelompok, perilaku-perilaku di dalam kelompok, dan pola organisasi kelompok; dan sifat-sifat populasi yaitu sifat rata-rata dari anggota-anggota kelompok. Hubungan dari ketiga panel ini adalah saling ketergantungan.
Selain dari tiga panel yang telah diuraikan tersebut, Cattell juga menyatakan adanya dua aspek penting pada kelompok, yaitu : eksistensi kelompok tergantung pada kebutuhan individu anggotanya dan kelompok-kelompok biasanya saling tumpang tindih.

pengertian dinamika kelompok

Dinamika kelompok merupakan ilmu yang relatif masih muda apabila dibandingkan dengan ilmu-ilmu lainnya. Suatu persoalan yang mendasar adalah perubahan apa yang terjadi pada diri seseorang dalam performanya (performance) apabila ada orang lain.

Saat membicarakan dinamika kelompok, orang tidak dapat melupakan nama Kurt Lewin. Kurt Lewin dapat disebut sebagai tokoh dinamika kelompok. Kelompok pada umumnya menunjukan keadaan yang aktif, bersemangat, dan berubah, bersifat dinamis. Oleh karena itu, Psikologi Kelompok pun disebut Dinamika Kelompok (Forsyth, 1999).

post by shaf
search by google

pengertian kelompok

Psikologi kelompok dari segi persepsi berdasarkan asumsi bahwa anggota kelompok sadar dan mempunyai persepsi bersama akan hubungan mereka dengan anggota lain.
Misalnya adalah definisi yang dikemukakan oleh Smith, 1945 (dalam Shaw,1979:4):
We may define a social group as a init consisting of a plural number of separate organisms (agents)who have a collective perception of their unity and who have the ability to act or are acting in a unitary manner loward their environment.
Dalam hal ini, Smith menggunakan istilah social group sebagai suatu unit yang terdiri atas beberapa anggota yang mempunyai persepsi bersama tentang kesatuan mereka.


2. Pengertian yang didasarkan pada motivasi misalnya dikemukakan oleh Bass (dalam Shaw,1979:7), “We define group as a collection of individual whose existence as a collection is rewarding to the individuals.” Titik berat pengertian lebih pada adanya rewarding dari kelompok terhadap individu-individu yang ada dalam kelompok. Bass menggunakan istilh group bukan social group.

3. Pengertian kelompok atas dasar tujuan adalah dekat dengan definisi atas dasar motivasi. Misalnya, pengertian kelompok yang dikemukakan oleh Mills (dalam Shaw,1979:8) menyatakan, “Just what are these small groups we are referring to? To put it simply, they are units composed of two or more personts who come into contact for purpose and who consider the contact meaningful.” Dari apa yang disimpulkan oleh Mills, kesimpulannya adalah titik berat dalam pengertian psikologi kelompok dilihat dari adanya purpose atau tujuan dan memandang kontak dalam kelompok adalah meaningful.
Oleh karena itu, seperti telah dipaparkan sebelumnya tinjauan atas dasar tujuan tidak jauh berbeda dengan tinjauan atas dasar motivasi. Dalam hal ini, Mills menggunakan istilah the small group, bukan social group atau hanya group.

4. Pengertian kelompok yang dilihat dari segi interdependensi, yaitu saling bergantung satu dengan yang lain. Misalnya adalah definisi yang dikemukakan oleh Fiedler (dalam Shaw, 1979:9), yaitu: By this terms (group) we generally mean a set of individuals who share a common fate, that is who are interdependent in the sense that an event which affects one member is likely to affect all. Apabila kita analisis pandangan atas dasar interdependensi tidaklah jauh berbeda dengan pandangan atas dasar ineraksi.

5. Contoh pandangan atas dasar interaksi dapat dikemukakan sebagai berikut: A group is a number of people in interaction with one another, and it is this interaction processthat distinguishes group from an aggregate (Bonner dalam Shaw, 1979:10).

6. Pengertian kelompok atas dasar struktur dapat mengambil contoh pendapat dari Sherif dan Sherif sebagai berikut: A group is a social unit which consist a number of individuala who stand in (more or less) definite status and roles relationships to one another and which possesses a set of values or norms of its own regulating the behavior of individual members, at last in matter of consequence to group (Sherif dan Sherif, 1956 dalam Johnson dan Johnson, 2000).

post by shaf
search by google

psikologi kelompok psikologi sosial

Kedudukan Psikologi Kelompok terhadap Psikologi Sosial

Beberapa ahli psikologi sosial pernah menyatakan bahwa kelompok bukanlah sesuatu yang riil. Floyd Allport sering mengatakan “ Anda tidak dapat tersandung melewati sebuah kelompok”, yang artinya bahwa keberadaan kelompok hanyalah di dalam benak manusia. Dalam pandangan Allport, kelompok hanyalah berbagi serangkaian nilai-nilai, gagasan-gagasan, pikiran-pikiran dan kebiasaan-kebiasaan yang muncul secara bersamaan dalam benak beberapa orang.

Beberapa ahli lain berpandangan bahwa kelompok merupakan sesuatu yang riil yang dapat diperlakukan sebagai objek di dalam lingkungan kita (Durkheim, 1898; Warriner, 1956). Sejalan dengan pandangan ini adalah pandangan yang mendukung bahwa perilaku sosial dapat dijelaskan dengan menekankan keunikan proses-proses kelompok daripada dijelaskan dalam tingkat individu. Dengan demikian, sebuah kelompok itu lebih dari sekedar kedatangan secara kebetulan orang-orang yang bersama-sama berbagi ide. Sebagai contoh, sebuah kerusuhan yang muncul setelah selesainya suatu pertandingan olah raga. Interaksi sosial semacam ini hanya dapat dipahami dengan menganalisa perilaku dalam tingkat kelompok, sebagai kebalikan dari tingkat individual. Tajfel (1982) mendukung analisa perilaku kelompok dan berpandangan bahwa untuk memahami perilaku sosial perlu mempertimbangkan kelompok sebagai entitas sederhana yang nyata, karena keanggotaan dalam kelompok merupakan bagian integral dari konsep diri (self-concept).

Sumber: Klara Innata Arishanti, 2006

I. Psikologi Kelompok
a. Agregat : Karakteristik tertentu, tidak saling mengenal atau pun berinteraksi.
b. Audiens : Melakukan hal yang sama disatu waktu, tidak saling mengenal dan kuran
berinteraksi.
c. Crowd : Kedekatan secara fisik, berinteraksi terhadap suatu stimulus atau
situasi umum.
d. Tim : Berinteraksi secara teratur, aktivitas atau tujuan tertentu.
e. Keluarga: Diikat oleh hubungan kelahiran atau ikatan hukum, biasanya tinggal
dalam suatu tempat.
f. Organisasi Formal: Saling bekerja sama, berstruktur jelas, adanya tujuan bersama.


II. Psikologi Sosial
a. Individu
b. Kelompok
c. Interelationship : 1. diantara individu,
2. diantara kelompok



post by shaf
search by google